Hingga saat ini
pengumpulan luas panen padi maupun
palawija masih menggunakan metode konvensional dengan menggunakan dokumen
statistik pertanian (SP). Pengumpulan data luas panen tersebut masih didasarkan
pada hasil pandangan mata (eye estimate) petugas pengumpul data. Meskipun secara
praktek, metode tersebut mudah diterapkan tetapi masih memiliki kekurangan.
Rendahnya akurasi data dan waktu pengumpulan data yang cukup lama.
Saat ini BPS mencoba menggunakan tekonologi
aplikasi yang mengintegrasikan data spasial dan data lapangan melalui Kerangka
Sampel Area (KSA). Kegiatan ini sudah berjalan sebanyak 3 kali yang dilakukan
setiap bulan yaitu 7 hari terakhir setiap bulan. Daftar sampel KSA yang menjadi
target terdapat di 8 kecamatan dengan masing –masing kecamatan mendapat 3
segmen pengamatan, setiap segmen yang diamati dibagi atas 9 sub segmen, jadi
ada sekitar 24 titik yang harus diamati. Alat yang digunakan untuk pengamatan
adalah camera berbasis android yang sudah dilengkapi dengan aplikasi GPS.
Adapun proses
melakukan pengamatan dengan menggunakan sistem GPS adalah : petugas mengunjungi
segmen yang sudah ditentukan dan mencari subsegmen untuk mencari titik amat,
setelah ditemukan titik koordinat lalu memilih fase dan mengambil foto dan
langsung kirim data melalui sistem android.
Dari 3 bulan sudah perjalanan melakukan titik
amat, diperoleh gambaran bahwa bulan januari dari 24 titik amat, hanya 18 yang
dapat dijangkau, 6 titik amat sulit ditemukan karena berada dihutan dan harus
melewati sungai. Untuk bulan februari setelah penggatian 6 segmen dibulan
januari, masih terdapat 2 segmen yang tidak bisa dijangkau dan masih berada
ditengah hutan, untuk bulan maret semua titik amatan sudah ditemukan 100
persen. Setiap satu titik amat mewakili luas 300 m x 300 m. Selamat melanjutkan
perjuangan mencari titik amat selama 1 tahun kepada petugas KSA.
NJUAH-NJUAH (YS)